Sunday, September 12, 2004

Menikmati bushland di Queensland: Undara

Minggu ini agak “malas” mengirim cerita blog karena banyak kejadian sedih di berbagai belahan dunia. Mulai dari tragedy Beslan di Rusia sampai Jakarta. Sepertinya nggak enak hati menuliskan kebahagian sementara banyak yang menderita. Toh hidup jalan terus. Berbagi kebahagiaan melalui weblog ini mudah-mudahan mengingatkan bahwa bagaimanapun rapuhnya kehidupan, kita bersyukur kepada Yang Maha Kuasa atas segala karuniaNya terutama atas kesempatan yang diberikan dalam kebersamaan dengan keluarga. Semoga arwah anak-anak tak berdosa dan para korban diterima di sisi Allah Yang Maha Kuasa. Amin.

Bentang alam Australia sangat bervariasi mulai dari hutan tropis sampai ke gurun pasir. Bentang alam ini bisa dibagi ke dalam bagian. Bagian pertama yang merupakan lapisan terluar adalah daerah pesisir. Daerah pesisir ini umumnya subur dan disinilah kota-kota besar berkembang. Sekitar 100-200 km ke arah dalam dari pesisir adalah daerah bushland. Daerah pedalaman, lapis ke-2 ini, umumnya berupa padang semak dan rumput (kadang-kadang ada hutannya juga) yang merupakan bagian dari tanah pertanian atau peternakan seseorang. Lapisan ke-tiga mungkin sekitar 100 - 200 km ke dalam lagi. Masih dibilang bushland, kadang-kadang ditambahkan imbuhan outback. Inilah daerah padang pasir, kering kerontang nan panas. Berikut cerita beberapa lokasi bushland yang pernah kami kunjungi di Queensland.

Undara Lava Tube

Undara di daerah Queensland utara terkenal karena memiliki Lava Tube yang panjang. Beda dengan gua yang biasa kita kenal yang terdapat di daerah karst serta memiliki stalagtit dan stalagmit, gua lava tube terbentuk karena adanya lahar yang memasuki bagian dalam bumi serta menyisakan rongga-rongga. Oleh karena itu gua lava tube bentuknya berbeda dengan gua karst.


Undara Lava tube entrance Posted by Hello

Perjalanan dari Townsville ke Undara memakan waktu sekitar 6 jam. Perjalanan lumayan nyaman, walaupun sekitar 15 km terakhir hanya ada jalan berkerikil. Dari brosur yang kami dapat, disarankan untuk mengunjungi Undara tidak pada saat musim panas. Oleh karena itu kami datang pada musim spring 2003 dengan harapan cuaca masih cukup sejuk. Eh dasar outback, panasnya ampun-ampunan. Debu merah mengepul dimana-mana. Apalagi saat itu kami memang berkemah. Malam pertama berkemah asthma Benz mulai kambuh.

Untuk menikmati Lava tube harus mengikuti tour. Operator tur ini adalah pemilik lokasi perkemahan serta penginapan di Undara. Mereka dulunya pemilik cattle station yang kemudian menemukan adanya Lava Tube di lokasi mereka. Akhirnya berubahlah fungsi lokasi ini, dari tempat ternak sapi menjadi lokasi turis. Malam hari di tempat kemah biasanya ada pertunjukkan yang diisi dengan bush poetry atau cerita-cerita dari bushland. Saat itu kami hanya mengikuti tur 2 jam, lumayan untuk melihat gua yang memang spektakular walaupun sedikit cemas karena melihat Benz yang „megap-megap“ kekurangan oksigen. Kemah yang rencananya 3 malam dipercepat menjadi 2 malam lalu kami pindah ke Malanda di Tablelands yang cuacanya sejuk dan tidak berdebu.


Our tent in Undara Posted by Hello


Big termite mound in the bush of Undara Lava Posted by Hello

Safir di Rubyvale, Emerald

Seperti namanya Rubyvale terkenal sebagai tempat batu mulia seperti safir dan ruby. Kota terbesar di dekat Rubyvale bernama Emerald yang terletak 263 km arah barat dari Rockhampton. Daerah di kawasan tengah Queenslands ini disebut sebagai The Capricorn serta dikenal sebagai salah satu ladang batu mulia (gemfields) terbesar di dunia. Tidak heran nama kota disitu berhubungan dengan nama batu mulia seperti Ruby dan Emerald.


Never ending journey, the road from Charters Towers to Emerald Posted by Hello

Spring 2002 kami singgah di Rubyvale untuk mencoba “peruntungan” mencari batu mulia. Banyak tambang lokal disana, dan kami memilih “Miners Heritage” sekitar 1 jam perjalanan dari tempat penginapan di Emerald. Disana-sini terlihat tumpukan tanah bekas galian. Rubyvale panas dan kering kerontang. Hampir tidak ada pohon di daerah ini. Miners heritage adalah tambang batuan yang terletak di bawah tanah. Saat musim libur, tambang ini berhenti beroperasi dan dijadikan museum dimana turis bisa melihat kondisi tambang sedalam 40 m ini. Biaya masuk ke tambang ini sekitar $20 untuk satu keluarga. Penunjuk jalan kami adalah pemilik sekaligus operator tambang. Ia menjelaskan bagaimana caranya menambang batu mulia serta alat-alat yang dipakai. Walaupun dalam, udara terasa sejuk dan segar karena tambang ini dilengkapi dengan ventilasi udara.

Setelah melihat tambang kami mencoba mencari safir sendiri. Tidak perlu susah-susah menggali tanah, cukup dengan membeli satu ember tanah galian yang dikenal sebagai “bucketwash” seharga $5. Guide kami menunjukkan cara untuk menyaring, mencuci tanah dan menyortir batuan yang ada. Setelah itu, kami mencobanya sendiri. Sekitar 1 jam diperlukan untuk menyortir tanah satu ember ini, lumayan lama untuk anak-anak. Toh mereka semangat saja, walaupun ternyata batu sortiran yang ditemukan hanya safir kualitas rendah. Berhubung mak-nya ogah kepanasan, tugas sang ibu cuma jadi juru foto saja lalu langsung cari tempat neduh … he..he..


Fossicking in Rubyvale, Spring 2002 Posted by Hello

Hidden Valley – Paluma

Akhir pekan kemarin kami bertandang ke rumah peristirahatan keluarga Peter dan Cheryl Ridd di wilayah sekitar Hidden valley – Paluma, sekitar 2,5 jam dari Townsville. Keluarga ini kami kenal via anak-anak yang satu satu sekolah. James Ridd dulu satu kelas dengan Benz saat di Mundingburra State School dan satu grup pramuka. Peter Ridd, sang ayah, dosen di James Cook University. Dia dan Nano punya kegemaran sama, ngotak-ngatik mobil tua terutama Land Rover. Klop deh.

Tanah rumah peristirahatan mereka luasnya hanya 1 acre tapi dikelilingi oleh cattle station, jadi kesannya luas sekali. Sampai ke Paluma jalanan masih cukup baik, tapi sekitar 20 km terakhir perjalanan berubah menjadi jalan tanah dan kerikil. Sepanjang perjalanan pemandangannya ya sapi-sapi saja. Malah ada satu tempat kami harus berhenti karena ada sapi jantan nan besar merubuhkan pohon akasia dan dengan cueknya makan daun di tengah jalan. Setelah diklakson beberapa kali akhirnya minggir juga tuh sapi.

Karena tempatnya yang terpencil dan hampir tidak ada tetangga, kecuali sapi dan kuda (yang jinak mau dikasih wortel oleh Adinda dan Emma), tempat ini jadi ajang yang mengasyikkan untuk belajar naik mobil. Tercapai deh idam-idaman Benz belajar naik Landrover di tempat ini, walaupun pakai acara nubruk pohon (kecil) dan mengancurkan satu anthill alias gundukan rumah semut/rayap.

Bahkan Adinda kebagian mencoba nyetir sambil dipangku ayahandanya. Highlight week-end ini memang adalah mencoba 4WD. Nano tidak ketingalan mencoba naik-turun tebing sungai yang curam dengan Landrover antiknya Peter. Serem deh.


Nano driving down the creek in Hidden Valley Posted by Hello

Gue mah cukup kenyang main sepeda nyobain jalur mountain bike 1 jam dengan Cheryl. Teler euy.

Friday, September 03, 2004

Sepenggal pengalaman di Australia: BARBY


PPIA's Barbeque in Sheriff park, Mundingburra ( August 2001) Posted by Hello

“Let’s have a barby at my house tomorrow,” ujar seorang kawan di Uni. Hah .. apalagi nih? Main boneka Barbie? Rasanya tak mungkin pula sudah tua diajak lihat boneka barbie. Tanya punya tanya, rupanya ini undangan barbecue di rumah sang kawan. Orang Australia memang cenderung memendekkan bahasa sebagai bagian dari slang mereka: barby untuk barbecue, mozzie untuk mosquitoe, bikkie untuk biscuit dan lain sebagainya. Pokoknya, kalau terbiasa mendengar bahasa Inggris dibawakan oleh native speaker berasal dari Inggris atau orang Amrik via film Hollywood, mendengar orang Australia bicara seperti mendengar orang bicara bahasa Inggris sambil kumur-kumur.

Dalam kamus Inggris Indonesia terbitan Gramedia, barbecue diartikan sebagai:1) tamasya dengan makan makan daging/ikan panggang (sate), 2) anglo yang berapi kecil – memanggang (daging). Untuk orang Australia, barby bukan sekedar alat untuk memanggang atau tamasya. Barby Australia sendiri sebenarnya sederhana. Cukup dengan setumpuk daging mentah, lembaran logam diatas api yang berasap, terkumpulah bahan untuk membuat makanan lezat (menurut gue sih kadang-kadang nggak ada rasanya …he…he…) plus perayaan. Jangan meremehkan budaya barbie. Inilah budaya sosial penting khas Australia yang diajarkan turun menurun mulai dari kecil. Setiap akhir pekan, keluarga Australia memanggang berbagai makanan di halaman belakang sambil bersantai.

Backyard barbecue (atau tepatnya memanggang di belakang rumah) merupakan ajang kumpul-kumpul informal antar teman dan keluarga. Walaupun persiapan daging yang untuk dimasak umumnya dilakukan oleh perempuan, namun acara memasak di atas bara api sendiri biasanya dilakukan oleh kaum lelaki, yang memanggang daging sambil bercucuran keringat sembari satu tangan memegang bir dingin. Di Indonesia, tukang sate juga umumnya kan laki-laki, tak iya?Tak heran, tanggal 3 September ini yang konon Father’s Day, barang yang paling banyak diiklankan ya alat barby ini.

Tidak jelas kapan barbecue mulai ada di Australia. Walaupun kegiatan memasak di atas bara sudah digunakan bertahun-tahun lampau oleh para pendatang asal Inggris ketika datang ke Australia, konon istilah barbecue (BBQ, barbeque atau variasi kata ini) baru mulai populer disebut saat perang dunia ke dua. Kemungkinan besar kalimat ini diperkenalkan oleh ribuan serdadu USA yang datang ke Australia saat itu.

Peralatan barbecue yang paling sederhana cukup dengan menggunakan tumpukan bata yang disemen, bagian atasnya diberi logam dan bagian bawahnya diberi kayu bakar. Di beberapa tempat di Australia, terutama di kota besar atau yang rawan kebakaran, peralatan minimalis ini sudah langka akibat larangan pemda setempat akan api terbuka di halaman. Sebagai gantinya orang-orang menggunakan hibachi atau trolley barbecue. Hibachi adalah unit kecil yang kompak untuk memanggang dan bisa dibawa kemana-mana. Harganya murah dan biasa dipakai oleh orang-orang yang tinggal di apartemen dimana satu-satunya ruang terbuka hanya balkon. Kalau digunakan di dalam apartemen yang dilengkapi peranti deteksi kebakaran jelas tak bisa ... nanti kebisingan suara lengkingan detektor yang mencium asap.

Trolley barbecue bentuknya hampir seperti kompor gas dua api yang populer di rumah-rumah BTN Indonesia, tapi atasnya rata dan biasanya dilengkapi dengan dua pasang kaki meja beroda di bawahnya. Jadi tidak perlu membungkuk untuk memanggang dan praktis disorong-sorong kemana-mana. Harganya agak mahal tapi populer digunakan di Australia.

Kalau tidak ada tempat untuk barbecue di rumah, bisa juga barbecue di tempat umum. Saking mendarah dagingnya kebiasaan barbecue ini, dikebanyakan taman-taman di kota atau di pinggir pantai pasti ada tempat barbecue khusus gratisan yang disediakan oleh pemerintah daerah setempat. Mulai dari pantai the Strand di Townsville (Queensland Utara) sampai di tepian sungai Yarra di Melbourne (Victoria), kita bisa dengan mudah menemukan tempat barbecue yang biasanya berupa seperti oven yang atasnya dari lempengan logam dipanasi entah dengan gas atau listrik. Kita tinggal memencet tombol yang akan bekerja memanasi daging selama beberapa menit. Tinggal bawa daging, ayam, atau ikan mentah yang sudah dimarinade dalam Eski (boks besar untuk pendingin sementara yang bisa diisi es), minyak pengoles, piring-piring dan perabotnya, lengkaplah sudah piknik ini. Disisi pembakaran biasanya selalu ada keran air untuk mencuci. Jadi jangan lupa setelah itu membersihkan tempat barbecue, karena setelah Anda pakai mungkin orang lain akan menggunakannya.

Untuk para Bapak: HAPPY FATHER’S DAY!
Wish you all a nice week-end!