Monday, August 30, 2004

Happy Birthday, Benz


Benz April 2004 with Ben the horse Posted by Hello

Terima kasih untuk teman-teman dan keluarga yang sudah mengirimkan ucapan selamat ulang tahun untuk Benz. Nggak terasa, sepertinya baru saja tanggal 26 Agustus 13 tahun yang lalu si Benz lahir, eh … sekarang sudah jerawatan!

Agustus yang sibuk


Adinda menari Bali di Cultural Fest 2004 Posted by Hello

Bulan Agustus ini luar biasa sibuknya. Bukan saja karena deadline perbaikan satu chapter sudah ditunggu oleh supervisor tapi karena anak-anak penuh dengan berbagai kegiatan. Padahal badan baru saja pulih akhir Juli lalu diterpa flu setelah “shock” kedinginan di Townsville ditambah kecapean wara-wiri workshop di UK yang dilanjutkan dengan kegiatan lapang di Indonesia.

Bulan Agustus ini Adinda manggung menari tari Bali bersama Saras 2 kali. Pertama kali di acara Cultural Fest di the Strand tanggal 14 Agustus yang lalu. Cultural Fest adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Multicultural Resource Centre (kantor untuk para imigran) Townsville. Selama 3 hari diadakan berbagai pertunjukan tari dan lagu dari berbagai negara. Berhubung gratis (dan yang manggung juga nggak dibayar) penontonnya berlimpah ruah. Apalagi banyak yang jualan makanan aneh-aneh dari berbagai negara. Pokoknya good food, good show! Benz dan ayahnya tahun ini juga volunteer, jaga stand pramuka – jualan minuman.


Namanya anak menari, biasanya yang heboh ya ortunya. Ternyata tari Bali itu ribet pernak-perniknya. Narinya sih cuma 7 menit, tapi persiapan dandannya bisa 3 jam! Untung ada Sulis, teman di Townsville yang bantuin ngerias muka Dinda dan Saras. Teng kyu banget ya neng Sulis. Kalau mau baca cerita lengkap tentang Cultural Fest dan Acara 17-an bisa baca weblognya Sulis di: http://suliskneist.blogspot.com/. Teng kyu juga buat Ni Made Gari, ibunda Saras yang memang jawara tari Bali, yang sudah habis-habisan melatih Adinda dan Saras sehingga anak-anak bisa tampil dengan PD hanya dengan latihan setiap minggu (kadang juga bolos) selama 4 bulan dan juga ngurusin pakai kostum serta merangkai janur dan kamboja.

Sebenarnya yang paling heboh dari urusan perpanggungan ini adalah cari bunga dan janur. Kalau kostum mah nggak masalah, karena kemarin pulang ke Indo langsung cari disana. Sanggulnya tari Bali kan biasanya dihias oleh bunga Kamboja dan piringnya dihias Janur. Disini sebenarnya banyak lho Kamboja dan Kelapa. Sialnya berhubung lagi musim dingin, kamboja di kampus pada gundul. Akhirnya gue jalan-jalan aja disekitar rumah cari depan rumah orang yang ada pohon Kambojanya. Eh, sempet dimarahain satu orang. Waduh … nyolong ketahuan! Untuk pohon kelapa, nah ini juga … repot deh! Pada tinggi-tinggi, gimana mau manjat? Eh, di hari terakhir mata suami yang ikut-ikutan jelalatan cari pohon kelapa menemukan pohon kelapa pendek di legokan sungai kecil dekat Annandale School. Berhubung ini kelapa tak bertuan, nggak ada yang ngomelin waktu dia ambil janur disana.

Minggu depannya Adinda dan Saras nari dalam rangka peringatan 17 Agustusan. Kali ini narinya di depan komunitas Indonesia di Townsville dan juga pak Dubes beserta ibu yang khusus terbang dari Canberra. Kali ini nggak diomelin nyolong bunga Kamboja, karena ternyata di depan rumah Eva& Coco ada kamboja berbunga lebat. Coba tahu dari minggu kemarin!

Sehari sebelumnya Adinda workshop tari dengan grup Dance Northnya di the Strand. Ceritanya sih belajar langsung dari alam, misalnya ngelihat ombak berdeburan, merasakan pasir, angin dan lain-lain untuk menjiwai tari mereka. Guling-gulingan deh anak-anak kecil tuh di pasir. Alamak!


Tanggal 27 Agustus kemarin Adinda lomba lari di Townsville Sport Reserve, sebagai salah satu wakil dari sekolahnya Mundingburra State School, dalam rangka “A” Schools Athletics Carnival. Kalau di Indonesia mungkin sama dengan Pekan Olahraga Sekolah deh. Tahun lalu dia juga ikut kegiatan yang sama, berhubung emaknya lagi nggak beredar di Australia (biasa …) yang nyemangatin cuma Ayahnya. Tahun ini dia masuk di kategori 8 tahun dan ikut lomba lari 80 m serta estafet. Jelas dong gue nonton tahun ini. Adinda menang di lomba 80 m tapi regu estafetnya masuk nomor 2. Sayangnya secara keseluruhan nilai Mundingburra State School rendah dari sekolah-sekolah lain, terutama karena murid-murid kategori 10-12 tahun kebanyakan kalah! Bisa dibilang bintang sekolah ini adalah para junior. Well done, girls!

Tuesday, August 24, 2004

Salam dari Townsville

HALLO ... HALLOO

Gue baru belajar jadi bloggers nih, jadi maaf-maaf aja ya kalau postingnya kacau. Tahu blog juga dari temen. Berhubung otak lagi mumet sama chapter thesis yang nggak jadi-jadi (kacian deh mahasiswa!) iseng-iseng buka web blogger.com ... ya biar nggak penasaran, langsung aja nyebur buka account dan kirim posting pertama kali.

Nanti kalau udah belajar cara nempelin foto di blog, pelan-pelan deh diisiin. OK deh, salam dari Townsville yang nun terpencil di Australia.

Mirza alias Miki


Monday, August 23, 2004

Cowboy Australia (1)

Cowboy di Australia? Lho, memangnya ada? Selama ini kirain cowboy beneran cuma ada di Amrik. Ternyata Australia juga punya, lho.

Kalau sempat jalan-jalan ke Australia, jangan cuma nengok tourist spot. Sempatkan jalan-jalan ke bush. Ini istilah orang Aussie untuk nyebut bagian pedalaman mereka yang isinya semak-semak dan nyaris kering kerontang. Perjalanan melalui bushland punya keunikan sendiri. Disana-sini terlihat kumpulan sapi. Satu dua peringatan terpampang: cattle crossing. Artinya sapi sering melewati daerah ini, jadi hati-hatilah. Satu kali kami harus berhenti karena ratusan sapi menyeberangi jalan.

Seperti juga di Amerika yang pada awal sejarah kedatangan kulit putih kehidupan perekonomiannya bertumpu pada pertanian, kehidupan di Australia bagi kulit putih pendatang hampir serupa. Sapi merupakan hewan ternak berharga. Tanah peternakan di Australia umumnya besar-besar, jauh lebih besar daripada peternakananya pak Harto di Tapos. Jumlah sapinya pun ribuan. Siapa sih yang tidak tahu kalau Australia merupakan salah produsen daging sapi dan susu terbesar? Sapi-sapi ini setiap waktu harus digiring untuk mencari padang rumput atau tempat air. Tukang helanya ya si Cowboy dan Cowgirl itu.

Di Australia Cowboy dikenal dengan nama Jackaroo atau Jillaroo. Mereka ini sebenarnya asisten cowboy karena tukang hela sapi yang utamanya dikenal dengan nama Ringer. Pekerjaan cowboy bukan pekerjaan mudah. Kerja keras dimulai dari pagi-pagi buta sampai menjelang senja. Seringkali tempat kerja mereka jauh dari rumah induk sehingga mereka harus berkemah di jalan. Mereka harus siap untuk menghela kumpulan sapi sejauh beratus-ratus kilometer untuk mencari padang rumput atau untuk membawa sapi ke pasar. Konon pada tahun 1800-an perjalan menghela sapi ini bisa berlangsung selama beberapa bulan. Para cowboy yang melakukan perjalanan panjang ini dikenal dengan nama Drovers. Pekerjaan drovers jaman sekarang konon tidak seberat dulu lagi karena pekerjaan drovers sudah dikombinasikan dengan teknologi. Sapi langsung diangkut dengan truk panjang. Banyak dari cowboy modern juga tidak menggunakan kuda lagi namun menggunakan sepeda motor atau bahkan helikopter. Kalau jalan-jalan di pedalaman Australia dan bersisipan dengan mobil bak terbuka (ute) yang berisi dirt bike plus ransel dan anjing biasanya pemiliknya berprofesi sebagai Jackaroo.

Drover ala tradisional masih ada di Australia walaupun perjalanan tidak sepanjang jaman dahulu. Kini para turis bahkan bisa juga ikutan petualangan a la drovers di New South Wales selama 8 hari. Sesuai iklannya, siapkan uang sebanyak AUD450 ditambah tenaga untuk mencicipi pengalaman menghela 100 ekor sapi, menunggang kuda dan wagon di daerah pegunungan, berenang dengan kuda, tidur di bawah sinar bintang dan mencicipi makanan campfire. Jangan tanya saya ya bagaimana rasanya, belum pernah ikut sih.