Sunday, December 19, 2004

MANGGA

Mulai bulan Oktober sampai akhir Desember merupakan musim mangga di Queensland utara. Pada musim ini sudah jamak terlihat pohon-pohon mangga di perumahan yang sarat dengan buahnya. Bahkan di pinggir jalan pun banyak pohon mangga. Di dekat rumah saya ada pedestrian path di sisi sungai Ross River. Pedestrian path ini sengaja dibangun untuk kegiatan olahraga atau rekreasi lainnya dan menghubungi satu park dengan park lainnya. Ada satu tempat yang pintu masuknya berasal dari jalan yang bernama Mango Avenue. Bisa ditebak, sepanjang jalan ini isinya pohon mangga. Berhubung tidak ada yang empunya, kalau musim mangga jalan-jalan pagi di sekitar daerah ini agak menyebalkan, soalnya banyak sampah mangga yang jatuh berserakan di jalan, sebagian besar dimakan kelelawar.


Mangga berserakan di Paluma Posted by Hello
Beda dengan Indonesia yang punya berbagai jenis mangga, mangga disini hanya satu type. Jadi kalau ke pasar mangganya ya itu-itu saja, tidak seperti di kita yang ada mangga golek, mangga arjuna (kenapa nama mangga kita pakai nama wayang ya?), mangga arum manis, dan lain-lain. Tapi mangga disini besar-besar, konon aslinya datang dari India.

Saat tiba di Australia dulu tidak pernah terbayang bahwa ada tempat di Australia yang merupakan sentra mangga,. Saya kira mangga cuma eksklusif ada di Asia saja. Ternyata setelah tiba disini baru tahu kalau Australia merupakan eksportir mangga yang cukup besar terutama ke Jepang. Sentra mangga di Queensland Utara adalah daerah sekitar Giru dan Bowen. Kalau melintasi daerah ini melalui Bruce Highway, pemandangan di sepanjang jalan ya kebun mangga dengan pohon yang berderet-deret rapi. Saking bangganya dengan produk mereka, Bowen bahkan memasang patung buah mangga besar di kotanya (The Big Mango).

Pada awal musim harga satu buah mangga sekitar 2 - 3 dollar. Pertama kali lihat harga mangga disini, rada melotot juga … masak mangga satu biji harganya lebih dari 10 ribu perak. Tapi mangga disini saking gedenya beratnya bisa mendekati satu kilo per buah. Kalau sedang banjir mangga, beli mangga di pasar kaget mingguan lebih murah. Hanya dengan $10 bisa dapat 1 box berisi 7 – 10 buah, tergantung ukuran. Kalau bener-bener ngebet tapi kantong cekak, ya sudah ….. jalan saja ke Mango Avenue dan ngunduh mangga sendiri. Hobi suami saya kalau jemput saya di Uni adalah ngunduh mangga dari halaman Uni. Pohon mangganya relatif pendek daripada yang di Mango Avenue, jadi gampang mengambil buah, itung-itung rekreasi sambil nungguin istri … he ..he …! Karena kebanyakan rumah disini punya pohon mangga, salah satu cara mendapatkan mangga murah atau gratisan ya minta dari yang punya rumah. Apalagi kalau yang punya rumah kita kenal. Saking banyaknya mangga, biasanya mereka sudah pusing sendiri mengurus mangga yang berjatuhan. Salah satu teman si Benz malah ibunya alergi mangga, alhasil mangga di rumahnya tidak ada yang mengunduh .. dibiarkan jatuh.

Musim mangga bisa berarti panen pendapatan bagi beberapa orang. Pada musim ini perusahan mangga mencari pemetik mangga dan orang untuk mengepak dan mensortir mangga yang akan diekspor. Pekerjaan ini lumayan berat. Pemetik mangga dijamin pasti gosong, wong kerjanya di lapangan dan terjadi saat musim panas. Sementara pengepak dan penyortir mangga harus siap berdiri sekitar 8 jam setiap harinya. Banyak mahasiswa dan backpackers pada musim mangga ini nyambi kerja di perkebunan. Hasilnya lumayan, kalau bisa kerja cepat dan beruntung bisa sampai $100 per hari. Dulu suami pernah kerja sebagai pemetik mangga pada tahun 2001. Tahun-tahun berikutnya beliau absen, soalnya musim mangganya jatuh pas puasa. Tahun ini sebenarnya rejeki untuk mulai bekerja di musim mangga, soalnya musim mangga terjadi setelah bulan puasa lewat. Beberapa teman ada yang bekerja di tempat ini, tapi tidak suami saya. Musim mangga tahun ini menandai makin dekatnya kepulangan kami ke Indonesia. Jadi konsentrasi sekarang adalah membereskan rumah dan mengepak barang-barang. Beberapa hari yang lalu mobil kami sudah dijual dan kemarin kami telah mengadakan garage sale. Adinda telah mengadakan goodbye party dengan teman-temannya di Warrina ice Rink. Kurang dari satu bulan lagi kami akan meninggalkan tempat ini, rasa-rasanya kami akan kangen menikmati musim mangga di Australia.