Friday, October 01, 2004

Moore Reef, Great Barrier Reef 26 September 2004


Benz and Adinda getting ready to snorkel Posted by Hello

Nama Great Barrier Reef sepertinya sudah habis-habisan menempel di otak saya. Maklum, beberapa tahun mengikuti kuliah ekologi laut di fakultas perikanan kemudian dilanjutkan dengan mengajar ekologi perairan di fakultas kehutanan membuat saya penasaran juga dengan Great Barrier Reef. Masak sih sudah kuliah di Townsville yang konon salah satu pintu gerbangnya Great Barrier Reef tapi tidak mencoba nyemplung ke sana?

Tanggal 26 September 2004 sebagai bagian dari liburan musim semi dan perayaan ulang tahun perkawinan (14 tahun euy, sepertinya baru kemarin pacaran ..he..he..!) kami pergi menikmati Great Barrier Reef. Banyak pilihan untuk mengikuti cruise ini, ada yang ke outer reef atau mencoba karang dekat pulau yang lebih dekat. Semakin jauh jelas lebih mahal. Kami memilih mengikuti Magic Cruise yang menjelajahi Moore Reef, di outer Great Barrier Reef. Kami memilih cruise ini karena kapalnya relatif besar, tujuannya ke outer reef yang konon lebih bagus daripada yang neymplung di sekitar Lizard Island dan dia memiliki pontoon yang relatif nyaman di Moore reef.

Tahun 2001 saya pernah mengunjungi Orpheus island sekitar 3 jam dari Townsville dalam rangka membantu supervisor cari katak di pulau ini. Berhubung kerjanya malam, kalau siang kan pengangguran … ya sudah …. snorkelling saja. Orpheus island ini tempat penelitiannya orang marine JCU, mungkin kalau di IPB sama deh dengan pulau Pari. Pulau ini juga “dijual” sebagai bagian Great Barrier Reef cruise dari Townsville. Mungkin karena saya sudah pernah wara-wiri snorkelling di berberbagai tempat di Indonesia, mulai dari pulau Seribu, Pulau Moyo di Sumbawa, Pulau Menjangan di TN Bali Barat, Gili Terawangan di Lombok, Seram dan Baluran di Jawa Timur ….. snorkelling di Orpheus island mengecewakan deh.

Saya mengharapkan Moore reef akan lebih baik dari Orpheus Island. Lebih baik memang iya, tapi lebih baik dari Indonesia … wah … jauh deh! Mungkin juga saya bias, karena kebanyakan pengalaman snorkelling di Indonesia dilakukan lebih dari 10 tahun yang lalu. Siapa tahu kondisi terumbunya sekarang menjadi jelek!

Walaupun demikian, anak-anak mah bahagia sekali, ini pengalaman pertama mereka snorkelling di laut bebas. Salut untuk Adinda yang berani untuk hilir mudik ke sana-kemari walaupun kaki jauh dari dasar laut!

Cruise seperti ini biasanya sudah termasuk perlatan untuk snorkelling. Jika mau menyelam, ada biaya tambahan, termasuk juga untuk meminjam wet suit. Hati-hati membaca brosur, ada cruise yang di dalamnya termasuk tour naik kapal dengan gelas kaca di dasar kapal tapi ada juga yang harus bayar. Tour-tour yang lebih murah biasanya masih harus nambah biaya peminjaman snorkel kecuali mau bawa sendiri. Tour-tour ini setengah mati berusaha menguras uang konsumen. Mereka membuat foto selama cruise yang kemudian dijual. Mereka menawarkan juga guided snorkelling tour. Kalau bawa anak-anak yang kemauan snorkelingnya angin-anginan, mendingan nyemplung sendiri tanpa pakai tour.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home